[Break!]Jomblo itu FUN!

Selasa, 17 November 2009 - - 3 Comments


Hai para sahabat, setelah beberapa post sebelumnya gue selalu membahas dan menilai sebuah film, kali ini gua akan ”meliburkan” diri untuk tidak membahas dan menilai sebuah film. Post kali ini gue akan menangkat cerita santai serta bahasa yang santai dan Untuk kali ini gue akan sedikit membahas tentang diri gue sendiri dan lingkungan sekitar gue, dan tema yang akan gue “Jomblo”. Dan gue akan membahas Apa se tu Jomblo? Keuntungan menjadi jomblo? Etc.

Wooohooo, siapa yang sekarang jomblo?gue yakin 8 dari 10 orang yang membaca postingan ini akan mengangguk bahwa memang statusnya lagi jomblo. Ga percaya?coba aja loe cek friend di FB loe, seberapa banyak yang statusnya relationship, banyaknya wall-wall yang menyatakan kefrustasian karena masih jomblo dan berapa banyak temen loe yang pengen lepasin status jomblo mereka. Dan hal itu semua kembali dibuktikan bagi anak2 khususnya di sekolahan gue yang notabene masih jomblo abadi, banyaknya tidak bisa di hitung jika hanya menggunakan jari kedua Tangan dan kaki.

Tentu saja karena fenomena hebat dan mengerikan yang gue bilang di atas itu, para penulis editor majalah remaja mencium bau bisnis yang bagus maka karena itu anda jangan heran kalau di cover majalah remaja, ada tulisan besar “10 langkah jitu mendapatkan pasangan” atau “5 menit menghilangkan Status Jomblo”. Tetapi sayangnya ketika di praktekan tetep saja yang baca tu majalah rata-rata masih jomblo,hahaha...NIHIL hasilnya.

Asal usul kata jomblo itu berasal dari bahasa Sunda, kemudian Jomblo menjadi bahasa gaul bagi seseorang yang sedang single atau tidak mempunyai pasangan. Seperti yang gue bilang di atas tadi banyak banget yang betah dengan status jomblo mereka, padahal status relationship banyak keuntungannya loh. timbul pertanyaan, Ga jomblo lebih banyak keuntungannya daripada jadi jomblo tapi kok malah banyak banget yang betah ama status jomblonya malah ga bisa melepas jabatan jomblonya. So akan gue jawab, kenapa bisa begitu.

Q : Eh kenapa se loe betah ama status jomblo ?

A : ada 2 jawaban. (jawaban ini bukan tersurat tetapi tersirat)

1. Dia bisa sebenernya bisa melepas status jomblonya tetapi memank dia masih pengen sendiri,belom mendapat yang pas, have fun dan ga mao terikat dengan status relationship. Takut untuk berkomitment.

2. Atau dia pengen ngelepas status jomblonya tapi memank ga mampu melepas status jomblonya, dan jika ditanya temennya kenapa masih jomblo pasti jawabannya “gue itu JOJOBA (jomblo-jomblo bahagia)”.

JOJOBA jadi jawaban yang bener kalo emank kehidupannya bener2 fun, selalu ada hal2 baru, tetapi menjadi salah kalo ternyata kehidupannya hanya monoton dan tetap berada di “lingkaran” itu seh JOJOTA(jomblo-jomblo menderita).

NB* hal di atas tidak berlaku khususnya bagi artis Indonesia. Karena mereka pada bertopeng lapis 5.

Di lingkungan tertentu jomblo mempunyai konotasi negative maka tidak mengherankan apabila menjadi jomblo tampaknya merugikan sekali dan membuat kita yang berada di lingkungan tersebut ingin secepat mungkin melepas status jomblo. Tetapi cobalah pertimbangkan dulu, ingat setiap sesuatu hal di dunia ini pasti mempunyai sisi positif/keuntungannya, contoh JUDI yang buruk di mata masyarakat saja ada sisi positifnya tetapi gue gak akan kasih tau di sini, nanti anda semua tergiur menjadi penjudi. Well kita akan mengesampingkan apa sisi negative dari jomblo. So yang gue kasih tau positifnya aja.

Q : Apa seh keuntungan jadi jomblo?

A : Banyak!

contohnya Loe bisa deket,pdkt, jadi ttm, HTSan ama sapapun,bisa lawan jenis atau sesame jenis, tanpa harus di omelin, dicemburuin dan dibatasin ama pasangan loe. Loe bisa ngapain aja, terserah! Mao jungkir balik di mall,godain SPG, bisa di depan kumputer seharian, mao telanjang di circle K trus masuk twitter, loe bisa kemana aja tanpa harus ngelapor ke komandan yang tak lain adalah pasangan loe!hahaha. Ga kenal yang namanya putus cinta, paling di tolak. :P

tentu loe ga bisa lakuin hal luar biasa itu semua kalo dah inrelationship, karna loe bakal di omelin ama pasangan loe karena loe dah bikin dia malu, marah,cemburu. Sekarang coba renungin ternyata menjadi jomblo banyak keuntungannya juga kan. :D
Jomblo itu FUN!

P.S :

Ah satu lagi, artikel di atas khususnya bagian keuntungan dari jomblo adalah pemikiran penulis yang sedang “melarikan diri” dan berusaha mencari-cari alasan ketika tidak dapat mendapatkan wanita idaman ketika masa sekolah dulu. Dan kebeneran sebenar2nya memank betul ada keuntungan menjadi jomblo tetapi tentu itu semua di imbangi dengan adanya reaksi rasa sakit dari seorang jomblo.
Next : Rasa Sakit menjadi jomblo.

Memutuskan Memilih Jurusan Hukum

Minggu, 01 November 2009 - - 3 Comments


Rasanya sudah lama tidak menulis lagi di blog ini, maklum kesibukan saya sangat parah. Dari Pagi hari sampai siang hari menjalani rutinitas kuliah kemudian pada waktu malam hari harus bekerja untuk mengisi perut yang sangat tidak pengertian ini.

Untuk kali ini saya ingin menceritakan tentang keputusan hidup yang hanya dapat diambil satu kali. Jika salah mengambil keputusan tersebut akan memberikan pengaruh yang luar biasa pada jalan kehidupan dan menebus dengan cara apapun rasanya percuma. Tetapi jika mengambil keputusan yang benar, anda akan merasakan efek positif yang dashyat.
Salah satu kasusnya adalah Memutuskan Memilih Jurusan perkuliahan.


November 2007, Saya pun mengikuti Ujian Saringan Masuk di Untar dengan mengambil Jurusan Hukum. Dengan membulatkan tekad dan berdoa kepada Tuhan untuk meminta petunjuk apabila hasil USMnya ternyata dapat C maka jurusan yang saya ambil ini merupakan kesalahan. Tetapi apa yang terjadi, saya mendapatkan B dan itu berarti Tuhan menghendaki agar saya masuk ke fakultas Hukum
Memutuskan untuk Memilih Jurusan Hukum merupakan keputusan yang berat dan terkesan terburu-buru karena sebelumnya saya lebih memilih jurusan lain dan di otak saya tidak pernah muncul kata hukum satu kalipun.

Saya adalah seorang pelajar yang biasa-biasa saja, tidak menonjol dalam prestasi pelajaran maupun olahraga tetapi menonjol apabila terjadi keributan di kelas. Pelajar yang mempunyai hobi akan dunia Informasi Teknologi khususnya di bidang komputer. Saya suka tentang dunia komputer ketika tahun 2001 lalu saya di belikan komputer untuk pertama kali meski komputer tersebut hanya barang second. Pertama kali saya tidak mengerti bagaimana mengoperasikan sebuah komputer, dan mengakibatkan tidak jarang mendapat omelan-omelan dari kakak saya.
Tetapi karena sewaktu itu hiburan saya hanya komputer yang notabene untuk seumuran saya sewaktu itu hiburan yang seharusnya adalah PlayStation, Saya mulai belajar untuk mengerti satu persatu bagian komputer dari hardware maupun software meskipun tidak mendalam sekali.

Tidak terasa 6 tahun saya bergelut dengan hal-hal yang berhubungan dengan komputer, kemampuan sayapun dapat dianggap di atas rata-rata dibandingkan teman satu angkatan. Itu terbukti saya tidak jarang teman2 meminta tolong kepada saya untuk membenarkan komputer2 mereka yang sering terjadi masalah dalam software maupun hardware meskipun most case itu terjadi karena human error dan juga meminta saran apabila mereka ingin membeli sebuah komputer baru.

Juli Tahun 2007, saya pun memasuki kelas 3 SMA IPS. SMA 3 merupakan saatnya semua murid sudah harus memikirkan memikirkan masa depan akan kuliah dimana, jurusan apa yang akan di pilih, universitas mana yang berkompeten atau tidak kuliah tetapi lebih memilih bekerja. Ketika itu saya memutuskan untuk kuliah, dan mempertimbangkan mempunyai sedikit pengetahuan tentang Komputer, saya pun mempunyai 2 pilihan yaitu memilih jurusan antara sistem informasi (SI) ataupun teknik informasi(TI). FYI 2 jurusan ini sama-sama mepelajari mengenai hal yang berkaitan tentang komputer, yang membedakan paling mencolok adalah TI hanya diperbolehkan untuk siswa yang mengambil IPA kecuali Untar yang memperbolehkan IPS untuk dapat mengambil jurusan TI, sedangkan SI diperbolehkan untuk siswa IPS maupun IPA.
Jadi saya meskipun IPS bukan menjadi kendala untuk mengambil IT meski harus di UNTAR dan hanya Akreditasi "B" untuk jurusan TI, tetapi saya lebih menginginkan untuk mengambil di BINUS sebab sudah tidak di ragukan lagi kualitas dalam bidang ITnya.

Agustus 2007, Setelah sudah memutuskan untuk masuk jurusan yang berhubungan dengan komputer tentu saya harus lebih mendalami lagi bidang tersebut. Dari berlangganan majalah komputer setiap bulan sampai membaca ebook yang beredar di internet. Saya pun mencoba mengenal lebih dalam apa itu programming, java, HTML, Jaringan dan lain-lain.
Saya pun lebih mantap dan tidak ada keraguan untuk tetap memilih jurusan yang berkaitan tentang komputer ini.

September 2007, Ketika matahari mulai menghangatkan kota jakarta, saya terbangun dan membuka mata. Dan Seketika itu tiba2 terlintas di dalam pikiran, bahwa saya tidak yakin akan jurusan yang akan saya ambil. Tapi saya mencoba untuk menghiraukan dan mencoba menghilangkan rasa itu. Tetapi semakin saya mencoba untuk menghilangkan itu, perasaan sayapun semakin gelisah tidak karuan. Di perparah ketika mencoba mendalami lagi materi khususnya tentang progamming, tingkat kesulitan dirasa semakin tinggi. saya menjadi jenuh, dan mulai berfikir sebaiknya menjadikan semua ini tetap menjadi hobi saja, tidak untuk hal yang lebih serius lagi.

Oktober 2007, saya mendapat bisikan yang semakin meyakinkan diri saya bahwa memank sebaiknya menjadi kan semua ini hanya hobi saja. Bisikan tersebut berasal dari Ibu saya, Dia memberitahukan doa dan harapan ketika dewasa kelak sewaktu saya masih di dalam perut. Dan harapan tersebut sangat jauh dari kenyataan apabila saya mengambil jurusan bidang komputer ini. Doanya biarlah hanya saya yang tahu :D. Isi Doa tersebut lebih cenderung tentang keadilan, dan jurusan yang mempunyai kaitan dengan keadilan, yaitu Jurusan Hukum.
Akhirnya karena kejadian luar biasa yang dapat membuat semua umat manusia terkejut, saya pun memilih jurusan hukum dengan mantap.
Sebenarnya sih masih ada faktor-faktor eksternal yang membuat gue memilih jurusan hukum cth : Gue pengen sesuatu yang paling special diantara yang special, gue pengen menjadi Notaris yang kaya raya mapan soleh.

Tetapi Ketika Saya memilih jurusan hukum, tidak mengira akan mendapat sangat banyak hambatan dan rintangan. Khususnya dari (alm) Ayah, dia tidak setuju dengan keputusan saya meskipun memberikan kebebasan saya untuk memilih, ayah berdalih bahwa jurusan hukum itu tidak mempunyai masa depan khusunya orang cina. Ibu pun kurang setuju akan hal ini karena dia mendengar dari teman2nya bahwa jurusan hukum itu benar2 suram, susah cari kerja. mereka merekomendasikan saya untuk memilih jurusan ekonomi. Karena melihat kakak saya lulusan ekonomi yang sudah mempunyai pekerjaan dengan gaji yang lumayan besar.
Tetapi entah kenapa hati saya tidak goyah. akhirnya ketika mengisi formulir pendaftaran, saya menulis kata "hukum" di kolom Jurusan yang diminati. Ternyata hambatan belum berhenti, saya harus sampai ke untar sebanyak 5 kali!!!! hanya untuk menyerahkan formulir pendaftaran ke biro adak. Saya ingat sewaktu ke 5 kali, muncul rasa hampir menyerah, putus asa dan muncul pikiran bahwa mungkin Tuhan tidak menghendaki saya masuk jurusan hukum.

Oktober 2009
Setelah melewati banyak hal,Akhirnya saya pun sekarang menjadi mahasiswa HUKUM semester 3. Perjalanan yang sangat berlika-liku layaknya rollercoster agar dapat menjadi mahasiswa hukum. Keputusan memilih jurusan hukum yang hingga saat ini bukan merupakan suatu kesalahan sampai saat ini, meskipun banyak kerikil-kerikil yang mengganggu. Dan Selama 3 semester ini Saya sudah mendapatkan banyak pengalaman, setara berada 6 tahun di sekolah dan hal-hal yang tentu tidak akan saya dapatkan apabila kuliah di bidang komputer. Especially 70% pengalaman itu gue dapatkan di Organisasi B.O.S. Yang penuh dengan orang yang berintelektual dan sangat hebat.
Gue bersyukur bisa menjadi bagian di dalam organisasi tersebut.
Terima kasih kepada Tuhan Yesus atas segala yang di berikan, mudah-mudahan ini merupakan jurusan yang terbaik dan saya menjadi manusia yang sukses!dan berguna dari segi sosial dan intelektual. Tentunya cepat LULUS! Amin.
"Bersandarlah kepada Tuhan"

Mohon Saran dan Kritiknya atas tulisan blog ini.