Memutuskan Memilih Jurusan Hukum
Minggu, 01 November 2009 - - 3 Comments
Rasanya sudah lama tidak menulis lagi di blog ini, maklum kesibukan saya sangat parah. Dari Pagi hari sampai siang hari menjalani rutinitas kuliah kemudian pada waktu malam hari harus bekerja untuk mengisi perut yang sangat tidak pengertian ini.
Untuk kali ini saya ingin menceritakan tentang keputusan hidup yang hanya dapat diambil satu kali. Jika salah mengambil keputusan tersebut akan memberikan pengaruh yang luar biasa pada jalan kehidupan dan menebus dengan cara apapun rasanya percuma. Tetapi jika mengambil keputusan yang benar, anda akan merasakan efek positif yang dashyat.
Salah satu kasusnya adalah Memutuskan Memilih Jurusan perkuliahan.
November 2007, Saya pun mengikuti Ujian Saringan Masuk di Untar dengan mengambil Jurusan Hukum. Dengan membulatkan tekad dan berdoa kepada Tuhan untuk meminta petunjuk apabila hasil USMnya ternyata dapat C maka jurusan yang saya ambil ini merupakan kesalahan. Tetapi apa yang terjadi, saya mendapatkan B dan itu berarti Tuhan menghendaki agar saya masuk ke fakultas Hukum
Memutuskan untuk Memilih Jurusan Hukum merupakan keputusan yang berat dan terkesan terburu-buru karena sebelumnya saya lebih memilih jurusan lain dan di otak saya tidak pernah muncul kata hukum satu kalipun.
Saya adalah seorang pelajar yang biasa-biasa saja, tidak menonjol dalam prestasi pelajaran maupun olahraga tetapi menonjol apabila terjadi keributan di kelas. Pelajar yang mempunyai hobi akan dunia Informasi Teknologi khususnya di bidang komputer. Saya suka tentang dunia komputer ketika tahun 2001 lalu saya di belikan komputer untuk pertama kali meski komputer tersebut hanya barang second. Pertama kali saya tidak mengerti bagaimana mengoperasikan sebuah komputer, dan mengakibatkan tidak jarang mendapat omelan-omelan dari kakak saya.
Tetapi karena sewaktu itu hiburan saya hanya komputer yang notabene untuk seumuran saya sewaktu itu hiburan yang seharusnya adalah PlayStation, Saya mulai belajar untuk mengerti satu persatu bagian komputer dari hardware maupun software meskipun tidak mendalam sekali.
Tidak terasa 6 tahun saya bergelut dengan hal-hal yang berhubungan dengan komputer, kemampuan sayapun dapat dianggap di atas rata-rata dibandingkan teman satu angkatan. Itu terbukti saya tidak jarang teman2 meminta tolong kepada saya untuk membenarkan komputer2 mereka yang sering terjadi masalah dalam software maupun hardware meskipun most case itu terjadi karena human error dan juga meminta saran apabila mereka ingin membeli sebuah komputer baru.
Juli Tahun 2007, saya pun memasuki kelas 3 SMA IPS. SMA 3 merupakan saatnya semua murid sudah harus memikirkan memikirkan masa depan akan kuliah dimana, jurusan apa yang akan di pilih, universitas mana yang berkompeten atau tidak kuliah tetapi lebih memilih bekerja. Ketika itu saya memutuskan untuk kuliah, dan mempertimbangkan mempunyai sedikit pengetahuan tentang Komputer, saya pun mempunyai 2 pilihan yaitu memilih jurusan antara sistem informasi (SI) ataupun teknik informasi(TI). FYI 2 jurusan ini sama-sama mepelajari mengenai hal yang berkaitan tentang komputer, yang membedakan paling mencolok adalah TI hanya diperbolehkan untuk siswa yang mengambil IPA kecuali Untar yang memperbolehkan IPS untuk dapat mengambil jurusan TI, sedangkan SI diperbolehkan untuk siswa IPS maupun IPA.
Jadi saya meskipun IPS bukan menjadi kendala untuk mengambil IT meski harus di UNTAR dan hanya Akreditasi "B" untuk jurusan TI, tetapi saya lebih menginginkan untuk mengambil di BINUS sebab sudah tidak di ragukan lagi kualitas dalam bidang ITnya.
Agustus 2007, Setelah sudah memutuskan untuk masuk jurusan yang berhubungan dengan komputer tentu saya harus lebih mendalami lagi bidang tersebut. Dari berlangganan majalah komputer setiap bulan sampai membaca ebook yang beredar di internet. Saya pun mencoba mengenal lebih dalam apa itu programming, java, HTML, Jaringan dan lain-lain.
Saya pun lebih mantap dan tidak ada keraguan untuk tetap memilih jurusan yang berkaitan tentang komputer ini.
September 2007, Ketika matahari mulai menghangatkan kota jakarta, saya terbangun dan membuka mata. Dan Seketika itu tiba2 terlintas di dalam pikiran, bahwa saya tidak yakin akan jurusan yang akan saya ambil. Tapi saya mencoba untuk menghiraukan dan mencoba menghilangkan rasa itu. Tetapi semakin saya mencoba untuk menghilangkan itu, perasaan sayapun semakin gelisah tidak karuan. Di perparah ketika mencoba mendalami lagi materi khususnya tentang progamming, tingkat kesulitan dirasa semakin tinggi. saya menjadi jenuh, dan mulai berfikir sebaiknya menjadikan semua ini tetap menjadi hobi saja, tidak untuk hal yang lebih serius lagi.
Oktober 2007, saya mendapat bisikan yang semakin meyakinkan diri saya bahwa memank sebaiknya menjadi kan semua ini hanya hobi saja. Bisikan tersebut berasal dari Ibu saya, Dia memberitahukan doa dan harapan ketika dewasa kelak sewaktu saya masih di dalam perut. Dan harapan tersebut sangat jauh dari kenyataan apabila saya mengambil jurusan bidang komputer ini. Doanya biarlah hanya saya yang tahu :D. Isi Doa tersebut lebih cenderung tentang keadilan, dan jurusan yang mempunyai kaitan dengan keadilan, yaitu Jurusan Hukum.
Akhirnya karena kejadian luar biasa yang dapat membuat semua umat manusia terkejut, saya pun memilih jurusan hukum dengan mantap.
Sebenarnya sih masih ada faktor-faktor eksternal yang membuat gue memilih jurusan hukum cth : Gue pengen sesuatu yang paling special diantara yang special, gue pengen menjadi Notaris yang kaya raya mapan soleh.
Tetapi Ketika Saya memilih jurusan hukum, tidak mengira akan mendapat sangat banyak hambatan dan rintangan. Khususnya dari (alm) Ayah, dia tidak setuju dengan keputusan saya meskipun memberikan kebebasan saya untuk memilih, ayah berdalih bahwa jurusan hukum itu tidak mempunyai masa depan khusunya orang cina. Ibu pun kurang setuju akan hal ini karena dia mendengar dari teman2nya bahwa jurusan hukum itu benar2 suram, susah cari kerja. mereka merekomendasikan saya untuk memilih jurusan ekonomi. Karena melihat kakak saya lulusan ekonomi yang sudah mempunyai pekerjaan dengan gaji yang lumayan besar.
Tetapi entah kenapa hati saya tidak goyah. akhirnya ketika mengisi formulir pendaftaran, saya menulis kata "hukum" di kolom Jurusan yang diminati. Ternyata hambatan belum berhenti, saya harus sampai ke untar sebanyak 5 kali!!!! hanya untuk menyerahkan formulir pendaftaran ke biro adak. Saya ingat sewaktu ke 5 kali, muncul rasa hampir menyerah, putus asa dan muncul pikiran bahwa mungkin Tuhan tidak menghendaki saya masuk jurusan hukum.
Oktober 2009
Setelah melewati banyak hal,Akhirnya saya pun sekarang menjadi mahasiswa HUKUM semester 3. Perjalanan yang sangat berlika-liku layaknya rollercoster agar dapat menjadi mahasiswa hukum. Keputusan memilih jurusan hukum yang hingga saat ini bukan merupakan suatu kesalahan sampai saat ini, meskipun banyak kerikil-kerikil yang mengganggu. Dan Selama 3 semester ini Saya sudah mendapatkan banyak pengalaman, setara berada 6 tahun di sekolah dan hal-hal yang tentu tidak akan saya dapatkan apabila kuliah di bidang komputer. Especially 70% pengalaman itu gue dapatkan di Organisasi B.O.S. Yang penuh dengan orang yang berintelektual dan sangat hebat.
Gue bersyukur bisa menjadi bagian di dalam organisasi tersebut.
Terima kasih kepada Tuhan Yesus atas segala yang di berikan, mudah-mudahan ini merupakan jurusan yang terbaik dan saya menjadi manusia yang sukses!dan berguna dari segi sosial dan intelektual. Tentunya cepat LULUS! Amin.
"Bersandarlah kepada Tuhan"
Mohon Saran dan Kritiknya atas tulisan blog ini.
This entry was posted on Minggu, November 01, 2009
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
3 komentar:
Hi, Vizu. . .
Can you give me permission to retell (repost) your life story on my blog?
Thanks,
Andi
Ini blognya masih aktif gk? Minta sharing pengalaman ospek, suasana kampus dan senior/mahasiswanya di kampus gmn.. Tahun depan mau coba masuk hukum di untar soalnya, kalau sempet bales ya thnks
Posting Komentar